Rumah


Rumah bagi waktu ialah hidup.
Di sana ia bertumbuh, merunut muda hingga senja.


Rumah bagi damai adalah hati.
Di sana ia berebut ruang dengan picik. 

Mengubah dengki jadi putih. 
Meniupkan gelas-gelas kesabaran.

Rumah bagi awan ada di angkasa.
Bergelung mencari padanan, menaungi di tepi hari, lalu mengirim hujan pagi-pagi.
Membasuh matahari selagi ia belum terlalu tinggi.


Rumah bagi pencakar langit kota ini ialah bumi. 
Semegahnya berdiri, cakarnya tetap di sini. 
Tak mampu pernah menggapai cakrawala.

Rumah bagi ku adalah kamu. 
Tempatku memandang langit dari jendela kayu persegi milik kita.
Meluku waktu,
menanam benih kesukaan, menuai kedamaian.

Engkau tempatku menyambut senja.

Nanti, saat waktu telah siap menyambut kita. 
Di pintu, bukan di jendela.

Ah aku jadi ingin lekas pulang. 



Diberdayakan oleh Blogger.